Senin, 08 Juni 2015

Penderitaan si Minoritas

Terusir, ya kata yang tepat ketika saya mendengar 2 kata, "Muslim Rohingya". Sangat miris untuk saya ketika menyaksikan pemberitaan sehari-hari yang selalu saja bahkan setiap waktu selalu memberitakan penderitaan saudara semuslim, para penganut Islam Rohingya. Suatu saat saya penat dengan pemberitaan yang terus menerus tak ada hentinya selalu saja tentang Rohingya, sampai pada suatu titik saya mulai penasaran. Kenapa Muslim Rohingya sampai terusir dari "tanah" mereka sendiri? Siapa sebenarnya mereka?

Kenapa? Satu kata yang selalu mengusik di otak saya. Muslim Rohingya sedari dulu memang menempati wilayah dari negara Myanmar, tetapi pada akhir masa perang dunia ke-2 para Muslim Rohingya lebih memilih bermukim di dekat perbatasan dengan Bangladesh. Tak selang berapa lama, Bangladesh mendapatkan kemerdekaannya, yang secara tidak langsung berdampak buruk bagi Muslim Rohingya si minoritas, sehingga terusir lah mereka. Setelah mereka ditolak oleh rezim berkuasa Bangladesh, mereka lebih merapatkan permukiman mereka ke arah Myanmar. Selama berpuluh-puluh tahun hidup dengan kedamaian, tibalah saat-saat yang sangat mengiris hati saya. Hak kewarganegaraan mereka oleh pemerintahan Myanmar atas desakan-desakan dari pemuka agama, agama mayoritas di Myanmar. Sungguh sangat mengiris hati, tatkala para pemuka agama yang seharusnya merangkul banyak pihak membuat keonaran sendiri. Namun, ada yang beranggapan pencabutan hak kewarganegaraan Muslim Rohingya karena faktor perbedaan agama. Si minoritas selalu tertindas oleh si mayoritas, hukum alam, memang.

Muslim Rohingya hakekatnya adalah salah satu etnis dari lebih dari 130-an etnis disana. Namun mereka secara hukum tak terdaftar sebagai etnis resmi di Myanmar. Bahkan, para aktivis menyebut mereka "warga tanpa kewarganegaar dan dilupakan". Cukup sadis bukan?

Lalu, bagaimana sikap kita menyikapi para Muslim Rohingya? Sudah tepatkah sikap pemerintah dengan menampung para manusia perahu? Sebagai sesama muslim sudah pastinya kita selalu melindungi muslim yang lain, coba anda bayangkan bagaimana jika nasib kita diputarbalikan denga nasib para Muslim Rhingya, tentu kita akan meminta bantuan pada sesama muslim lainnya (jika kita ada di posisi Muslim Rohingya. Menurut saya, sikap pemerintah sudah sangat tepat dalam kasus ini. Alangkah lebih manusiawi bukan memberikan mereka tempat singgah daripada membiarkan terapung-apung dilaut?

Sumber:
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber Foto